EditorIcha Rastika. JAKARTA, Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo bertolak ke Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara pada Kamis (9/6/2022). Kepala Negara bersama rombongan lepas landas dengan pesawat ATR melalui Pangkalan TNI AU Haluoleo, Kabupaten Konawe Selatan, pukul 07.40 WITA.
1 Kerendahan hati untuk menjadi taat Ketaatan Petrus kepada perintah Yesus untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam membutuhkan kerendahan hati yang luar biasa. Petrua adalah seorang nelayan yang setiap hari berkarya di danau dengan perahu, jala, ikan dan musim-musimnya. Dia sangat mengenal betul kapan saat yang tepat untuk menangkap ikan.
JAKARTA PT Mass Rapid Transit ( MRT) Jakarta melakukan kunjungan kerja ke Jepang pada Senin (11/7/2022) hingga Jumat (15/7/2022). Kunjungan kerja yang dipimpin oleh Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi bertujuan untuk mempererat kerja sama penyediaan suku cadang dengan sejumlah mitra.
Berikutini teknik dasar dalam lompat jauh: 1. Awalan. Awalan atau ancang-ancang adalah gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan (lompatan). Jarak awalan yang biasanya digunakan oleh para atlet lompat jauh adalah: a. Atlet putri antara 30-45 meter.
Kunjungankerja ke Aceh dilakukan Wapres setelah sebelumnya melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Barat. Dalam siaran pers yang diterima, di Jakarta, Rabu, Wapres bertolak ke Aceh menggunakan Pesawat Kepresidenan Boeing 737- 400 TNI AU dari Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, menuju Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda
Jetike Pulau Besar. Pelancong yang hendak mengunjung Pulau Besar perlu bertolak dari Jeti Mersing. Kebanyakan pelancong yang datang ke Pulau Besar selalunya membeli pakej pelancongan yang disediakan oleh agensi pelancongan, disebabkan itu, tiket bot ke Pulau Besar jarang dijual berasingan. Tetapi, servis bot charter sedia diberikan untuk pelancong yang datang pada waktu di mana bot biasa
DH6eaJE. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ajakan untuk memulai ibadat dengan menyanyikan Lagu PembukaTanda SalibSalamPengantarBeberapa kali setiap pagi hari melintasi Kantor Sekolah SMK Bitauni, saya selalu memperhatikan dasar campuran semen yang persis vertikal dengan arah tetesan embun pagi dari atas atap seng. Suatu kenyataan yang membuat saya kagum adalah dasar semen itu dari hari ke hari, perlahan cekung sesuai dengan diameter tetesan-tetesan embun pagi. Lalu saya mulai bertanya-tanya, kok hujan berulang-ulang lebat dan deras arus airnya tetapi dasar semen ini tetap saja rata. Atas refleksi yang mendalam, kemudian saya menemukan satu prinsip dalam hidup bahwa tetesan-tetesan air membobol tegarnya batu karang bukan karena kekuatan melainkan karena keseringan. Keseringan mengandung dua hal utama yakni setia dan tekun. Atas nama ketekunan yang berbasiskan kasih, kita mampu mengatasi segala tantangan yang keras dan datangnya silih berganti. tekun dan setia adalah buah kasih. Wujud dari tekun dan setia yakni kita membaktikan diri, membaktikan tenaga, pikiran, perasaan dan karya kita untuk melayani tanpa diskriminasi terhadap siapapun. Sebab kita tidak terpanggil untuk sempurna melainkan kita terpanggil untuk setia. Dengan jaminan kesetiaan dan ketekunan, kita mampu dihantar untuk mendekati kesempurnaan dalam pelayanan. Saya MengakuSemoga Allah yang Mahakuasaā¦.Doa Pembuka Allah Bapa Maha Penyerta, kami bersyukur kepada-Mu karena berkat penyertaan-Mu, kepada kami umat-Mu. Kini, kami berkumpul dalam satu kesatuan, dalam terang iman, kami bersyukur kepada-Mu, karena penyertaan-Mu menyertai kami dalam pelayanan kepada masyarakat; khusus semua anggota CU Kasih Sejahtera. Kami mohon, sekiranya segala kinerja kerja dan pelayanan kami dapat berkenan bagi-Mu. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma, 151-7,13 Isi Pokok Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma, memberikan rangkuman yang terperinci tentang Injil Yesus Kristus. Pada zaman Gereja Perdana, Orang Kristen Yahudi dan orang Kristen non-Yahudi orang-orang Yunani, terkadang tidak paham dan tidak sepaham atau sepakat mengenai bagaimana manusia dibenarkan, dan diterima oleh Allah dan bagaimana para Pengikut Kristus seharusnya hidup serta cara apa yang ditempuh untuk hidup menurut Lukas, 51-11Tema utama Injil Lukas adalah mengisahkan tentang Hidup dan karya yesus dan kelahiran-Nya hingga kematian-Nya serta perhatian Yesus terhadap orang-orang miskin dan hidup dan beberapa poin permenungan iman, yang mau saya bagikan kepada kita sekalian dalam kesempatan berahmat ini Dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma Orang lemah dan orang kuat Rembulan menangis di serambi malam, Lolong burung malam di rimba, Melengking menyayat jiwa. Tangis kami pecah di batu, Duka kami remuk di dada, Angin pun menjerit, Badai bergemuruh, Semuanya marah, Hanya iblis sajalah yang terbahak, Lagu Ebiet berjudul Rembulan Menangis, mengantar kita untuk bermenung tentang banyaknya orang-orang lemah dan miskin di antara yang merintih kesakitan namun telinga-telinga orang kuat tertutup atau entah sengaja kuat bantulah mereka yang lemah. Mengikuti Allah yang mengasihi orang-orang terpinggirkan dan lemah. Orang kuat jangan mencari kesenangan sendiri karena suatu ketika anda bisa tersesat karena kesenangan anda sendiri. Orang lemah jangan nyaman dengan keadaan lemah terus-menerus karena suatu ketika anda akan celaka karena perasaan nyaman yang satu hati dan satu suaraSering kita mengaku satu hati tetapi tidak satu suara. Sering kita berbicara satu suara tetapi tidak satu hati. Mari kita buka dealer Honda ; supaya kita one heart atau kita satu memiliki suara dan mata. Suara milik hati adalah suara hati dan mata hati adalah kasih. ketika kita melihat sesama yang berkekurangan, hati kita tergerak oleh belaskasihan. Mengapa karena hati memiliki mata. Ketika mata hati melihat mereka yang berkekurangan, suara hati mengatakan rela membantu. Ketika suara hati berkehendak demikian, lakukanlah tanpa ragu sebab itu adalah wujud dari kehendak Allah. Karena itu satu hatilah dan satu suaralah untuk melayani karena dengan itu kamu akan makin bagi sesamaMembantu mereka dengan tulus untuk membangun mereka dan kebaikan mereka. Mengapa karena seringkali orang lemah terus lemah karena lemahnya perhatian dari mereka yang kuat. Sebagai orang beriman, kita tidak memiliki alasan yang sangat mendasar untuk tidak membantu khususnya mereka yang lemah, karena Kristus yang kita imani merupakan puncak kasih Allah yang datang untuk kita semua tanpa membeda-bedakan. Serta dari kodrat kita, kita hidup karena adanya mereka yang lain. Aku, engkau, dia menyatu dalam kita. Dalam kita, yang berat menjadi ringan, yang jauh menjadi InjilLukas Bertolaklah ke tempat yang dalam Duc in altumPenjala ikan menjadi penjala manusiaKalau menjadi nelayan bertolaklah ke kedalaman laut untuk mendapat ikan. Kalau menjadi penjala manusia bertolaklah ke kedalaman hati untuk menjala manusia. Yang paling terdalam dari hati adalah kasih. temukanlah kasih dan jadikanlah sebagai dasar untuk melayani. Atas dasar kasih akan membuahkan pelayanan yang prima. Utamakan kasih dengan pelayanan yang tulus maka upahmu akan datang dengan sendirinya sebab kalau utamakan upah maka kasih dan pelayanan yang tulus akan sirnah dengan sendirinyaMenjala ikan adalah perintah biologis untuk memenuhi nafkah hidup dan nafkah ekonomi. Menjala manusia adalah perintah iman untuk membangun rasa setia kawan dan solidaritas dengan sesama. Supaya segala pelayanan berhasil, jalalah terlebih dahulu manusianya kemudian barulah bersatu hati dan bersatu suara untuk membangun kinerja kerja yang tenaga sendiri tidak berhasilGuru sepanjang malam kami bekerja keras tetapi tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau yang menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga. Kalau kita mengandalkan Tuhan, janganlah takut dan cemas, karena mulai sekaran kita akan menjadi penjala isi pokok Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma dan Isi pokok InjilLukas Dengan memahami dan melakukan poin-poin iman ini, kita diterima dan dibenarkan oleh Allah karena hidup dan karya kita mengikuti hidup dan karya Kristus sebagai teladan dan nasihat-nasihat singkat Tabung dan Bunga adalah sepasang kekasih yang baru satu tahun menikah. Pekerjaan Tabung adalah ojek. Bunga adalah Ibu rumah tangga. Tabung bekerja keras, keluar rumah jam 5 pagi dan masuk rumah jam 5 sore. Setiap kali masuk rumah bunga selalu senyum karena pasti akan mendapat uang setoran. Suatu ketika, tabung bertanya-tanya dalam hatinya. Apa sebab? Karena uang setoran masuk tiap hari tapi banyak pengeluaran tak terduga oleh Bunga, bahkan pengeluaran melampaui pemasukan. Suatu malam, Tabung bertanya kepada Bunga. Bunga, uang ini atur karmana kok, habis cepat ini. Masa barang ini, masuk banyak tetapi keluar tidak terasa. Lalu Bunga menjawab Bung bagaimana, uang mau tetap kalau setiap pagi Bung keluar selalu kembali minta uang setengah dari setoran sebelumnya. lalu, selalu ada Pak Koperasi yang datang untuk menagih cicilan pinjaman, katanya uang setoran itu adalah hasil pinjamanmu. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya
Kamis, 3 September 2020 Bacaan Injil Lukas 51-11 Yesus berkata kepada Simon āBertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikanā. Simon menjawab āGuru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.ā Lukas 54-5 Ada seorang pemuda menyelesaikan kuliah S1-nya tujuh tahun lamanya. Dia sempat sharing kalau lebih enak jadi mahasiswa daripada harus bekerja. Jadi mahasiswa itu belum terikat pada jadwal jam kerja harian dan keharusan untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan serta hubungan komunikasi dengan bos, karyawan lain, customer yang tidak selalu berjalan mulus. Jadi mahasiswa juga masih bisa bangun siang kalau jam kuliahnya siang atau sore hari. Masih bisa āmainā, jalan-jalan, kumpul-kumpul dengan teman. Tanggung jawabnya pun sebatas menghadiri kuliah, mendengar dosen ceramah di kelas, mencari buku-buku kuliah, mengerjakan tugas-tugas kuliah, UTS, UAS. Tetapi berbeda dengan orang yang sudah bekerja, ia memiliki tanggung jawab atas pekerjaannya, hubungan dengan atasan, sesama rekan kerja, bawahan yang harus dijaga baik-baik kalau ia mau tetap dipertahankan bekerja di salah satu perusahaan tempatnya bekerja. Dalam bacaan injil hari ini Yesus menyuruh Petrus untuk ābertolak ke tempat yang lebih dalam dan menebarkan jalanya untuk menangkap ikanā. Jika dipikirkan lebih kritis, bagaimana mungkin seorang anak tukang kayu yang hidupnya jauh dari pantai mengatakan kepada orang yang berprofesi sebagai nelayan,ābertolaklah ke tempat lebih dalam dan tebarkanlah jalamuā? Pada awalnya Simon merasa ragu akan perkataan Yesus tersebut karena sudah satu malam menjala ikan tetapi tidak mendapatkan apapun. Selain itu, Yesus menyuruh Simon menjala ikan sesudah matahari terbit atau tengah hari. Akan tetapi karena ketaatannya kepada Yesus dan karena Yesus sendiri yang mengatakan, dia bersama teman-temannya berangkat ke tengah danau untuk menjala ikan. Setelah mereka menebarkan jala, mereka menangkap sejumlah ikan besar sehingga jala mereka mulai koyak. Pelajaran yang bisa kita renungkan bersama melalui kisah Injil hari ini adalah kesediaan untuk bertolak ke ātempat yang lebih dalamā. Tempat yang ādalamā di dalam kehidupan kita sehari-hari bisa dipahami sebagai tempat yang penuh dengan tantangan, ancaman, ketidakpastian, tetapi juga mengandung peluang. Banyak orang yang takut, enggan, tidak mau melangkah ke tempat yang dalam karena rasa takut yang ada pada dirinya. Banyak orang hanya mau berhenti pada tempat yang tidak terlalu dalam, karena tempat itu dirasa nyaman, sudah kita kuasai, sedikit mengandung resiko. Demikian pula siswa kerapkali hanya berhenti menggali pengetahuan sebatas apa yang diajarkan oleh guru mereka. Tidak berani untuk mengemukakan pendapatnya sendiri sebagai akibat dari studi mendalam terhadap materi pelajaran yang ia ambil, karena takut untuk ditentang, tidak disetujui, ditertawakan, dianggap tidak berkualitas pemikirannya. Selama rasa takut itu menyelimuti diri siswa tadi, selama itu pulalah dirinya tidak akan menemukan hal-hal yang baru di dalam pengetahuan dan keterampilannya. REFLEKSI Apakah selama ini kita mengikuti suara Tuhan yang ada dalam hati kita, atau ikut-ikutan dengan orang lain yang salah karena takut dianggap sok suci dan sok hebat? DOA Allah Tuhan kami ajarkan kami selalu agar kami selalu mengikuti hati nurani kami sebagai suaraMu dalam bertindak. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. AKSI Mari kita selalu mengikuti suara hati kita untuk berbuat yang terbaik bagi sesama. Sumber Renungan BKSN Komisi Kateketik KAJ
Doktrin adalah ajaran resmi Gereja yang hendaknya diterima sebagai suatu kebenaran iman yang bisa mengantar umat pada suatu Kebenaran sejati, yakni Allah yang berkarya dalam Yesus Kristus melalui Roh Kudus, yang diramu dalam bahasa manusia sesuai dengan konteks zaman. Sebuah doktrin dikatakan benar sejauh tidak melenceng dari sumber iman kita yakni Kitab Suci. Sebagai sebuah penuntun, doktrin diharapkan bisa menjadi bagaikan suluh bagi umat beriman dalam kegelapan zaman agar umat beriman tetap berada pada jalan yang benar hingga akhirnya bisa tiba pada tujuan akhir dari perjalanan hidupnya yakni persatuan abadi dalam kebahagiaan kekal bersama dengan Allah Tritunggal. Maka, doktrin bukan sekadar aturan-aturan, pernyataan, atau propoisi mati, melainkan sesuatu yang hidup. Mengapa hidup? Karena ia membantu umat beriman dalam hidupnya dan mengantar umat beriman pada kehidupan. Maka, dalam arti tertentu, doktrin menjadi sesuatu yang menghidupkan. Sebagai sebuah ajaran, doktrin mengalami perkembangan. Karl Popper mengatakan, āAjaran yang sejati adalah ajaran yang terbuka terhadap verifikasi dan falsifikasiā. Bagi penulis, doktrin Gereja dalam arti tertentu terbuka terhadap verifikasi dan falsifikasi dalam perkembangannya yang hadir dalam sejarah manusia yang selalu berubah. Ajaran mengenai Kristologi, misalnya, memiliki perkembangan mulai dari zaman patristik, abad pertengahan, abad pencerahan, kontemporer, hingga dalam konteks pluralitas agama dunia. Jadi, verifikasi dan falsifikasinya, dalam bahasa Popper, terletak pada daya-guna menghadapi tantangan zaman. Ibaratnya sebuah masakan, bahan-bahan yang ada beserta bumbu-bumbunya perlu diracik sedemikian rupa agar sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen tanpa mengubah bahan pokoknya. Sebagai sebuah ajaran autoritatif, sebuah doktrin memiliki tingkatan hirarkis perihal mana yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi di atas yang lain, karena tidak semua doktrin memiliki derajat yang sama. Konstitusi dalam Konsili Vatikan, misalnya, memiliki derajat yang lebih tinggi dari ensiklik dan anjuran apostolik yang dikeluarkan oleh seorang paus. Yang lebih penting lagi ialah, sebuah doktrin selalu sejalan dengan apa yang diwartakan oleh kitab suci dan telah diimani oleh para rasul. Maximus Confessor Dalam hal kesaksian, Maximus adalah seorang martir yang diakui di Gereja Timur. Lidah dan tangannya dipotong karena tetap mempertahankan doktrin yang benar. Melalui tindakannya ini, ia memberi sebuah sumbangan yakni doktrin yang sejati adalah sebuah kesaksian hidup akan iman, bahkan jika iman yang benar itu harus mempertaruhkan nyawa. Melalui kisah hidupnya, kita dapat terinspirasi bahwa doktrin adalah sebuah kesaksian hidup. Dalam hal ajaran, Maximus berupaya menyapa konteks umat pada saat itu dengan menguraikan identitas Yesus sebagai Tuhan sebagaimana yang diimani dalam itilah-istilah yang lazim pada saat itu, misalnya menguraikan tentang Logos, being, well being, dan eternal being. Maximus mau menggunakan bahasa yang lazim pada zamannya untuk menyapa umat sesuai dengan konteks hidupnya. Dalam hal kekhasan, Maximus menekankan tentang pedagogi untuk membahasakan ajaran iman. Salah satu yang terkenal ialah mistagogi, sebuah istilah yang berakar dari dua kata āmysteriumā dan āpaidagogosā. Dari sini kita bisa terinspirasi bahwa suatu doktrin memiliki kekhasan, dan kekhasan itu tidak terlepas dari konteksnya. St. Agustinus Agustinus mengajarkan bahwa sebuah doktrin sejatinya juga berakar dari sebuah pengalaman eksistensial. Sebuah doktrin bukan sesuatu yang mengawang-awang, tetapi sesuatu yang berasal dari hal yang sangat dasariah yakni pengalaman disapa dan disentuh bahkan dibersihkan oleh Tuhan dalam hidup. Maka, sebuah doktrin sejatinya merupakan bahasa dari pengalaman iman eksistensial akan karya penyelamatan Allah dalam diri manusia. Dalam hal ini, hati nurani yang diterangi oleh wahyu ilahi dalam tuntunan Sabda yang benar memiliki peranan penting. Maka, boleh dikatakan bahwa menurut Agustinus, doktrin merupakan wujud bahasa hati. St. Thomas Aquinas Dalam hal pertanggung-jawaban, Thomas Aquinas mengajarkan bahwa doktrin itu bukan sesuatu yang mengada-ada. Doktrin itu bukan sebuah ilusi. Doktrin semestinya berasal dari akal budi dan bisa dipertanggungjawabkan oleh nalar manusia. Maka, sebuah doktrin harus memiliki dasar-dasar logis berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah. Dalam hal ini, rasio memegang perana penting, khususnya dalam hal pertanggung-jawaban iman. Berkaitan dengan hal tersebut, bahasa iman harus terwujud dalam struktur yang jelas sesuai dengan kaidah yang diterima oleh nalar manusia, karena bagaimana pun juga iman membutuhkan pemahaman. Martin Luther Dari Marthin Luther, kita bisa belajar bagaimana mesti kembali kepada sumber dari doktrin itu sendiri yakni Kitab Suci. Banyaknya buah pemikiran dan teori dalam Gereja oleh para intelektual tidak jarang membuat kita terlena, sehingga melupakan apa yang semestinya menjadi sumber utama iman kita, yakni Kitab Suci. Gerakan kembali ke sumber menjadi poin penting yang ditawarkan oleh Luther. Bagaimanapun juga, Kitab Suci menempati peranan yang sangat sentral dalam perkembangan doktrin. Selain itu, gerakan Luther juga mengingatkan kita akan pentingnya memperhatikan iman eksistensial yang bekembang dalam hidup umat beriman agar lebih menyapa. Dengan demikian, doktrin bisa menjadi semacam ramuan yang sungguh berkhasiat bagi setiap insan yang sedang bergulat dengan berbagai macam kelemahan rohaninya. Konsili Trente Konsili Trente yang melawan Luther mengingatkan kita, bahwa bagaimana pun juga, Kitab Suci sebagai sumber tetap membutuhkan sebuah tafsiran autoritatif, sehingga kita masih membutuhkan para Bapa Gereja sebagai orang-orang yang masih dekat dengan para rasul. Maka, tradisi tetap memiliki peranan penting. Konsili Trente juga mengingatkan bahwa iman yang eksistensial tidak boleh melangkahi apa yang menjadi iman bersama, iman komunal, iman Gereja universal. Maka, sebuah doktrin seharusnya merupakan bahasa yang mengungkapkan iman Gereja secara universal sesuai dengan Kitab Suci dan ajaran para rasul. Bagaimana suatu ajaran atau pemikiran seseorang menjadi doktrin? Suatu ajaran bisa menjadi doktrin jika Sejalan dengan apa yang diwartakan oleh Kitab Suci Bagaimanapun juga Kitab Suci tetap memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan doktrin. Kitab Suci adalah bertentangan dengan inti keyakinan iman para rasul dan Tradisi Suci sebuah doktrin mesti selalu ada dalam koridor yang telah diimani oleh Gereja sejak awal. Sebuah doktrin tidak jatuh dari langit tetapi lahir dalam sejarah perkembangan iman umat menyapa dan menjawab tantangan iman umat sesuai dengan konteks Sebuah doktrin lahir dalam sejarah dalam konteks tertentu demi menjawab suatu persoalan tertentu berkaitan dengan pergulatan iman umat. Diterima secara umum, diakui oleh otoritas berwenang, dan tidak menimbulkan skandal dalam kehidupan umat konteks hidup Gereja, doktrin dinyatakan benar dan disahkan oleh kekuasaan tinggi Gereja sebagai legitimasi atas autoritas ajaran. MR Pabubung
Duc in Altum Bertolaklah ke tempat lebih dalam Dalam kehidupan kita sehari-hari kerapkali kita mendengar tentang orang yang berprofesi sebagai nelayan penjala ikan. Mereka yang setiap hari pergi menangkap ikan ke laut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Mereka yang hidup dekat dengan pantai akan lebih mengerti soal menangkap ikan daripada mereka yang tinggal jauh dari pantai perkotaan. Injil yang disampaikan kepada kita hari ini berbicara tentang seseorang yang berprofesi sebagai nelayan. Nelayan yang bernama Simon yang diceritakan dalam Injil hari ini kurang beruntung karena sepanjang malam tidak mendapatkan hasil yang memuaskan seperti yang dia harapkan sebelumnya. Keputusasaan yang dihadapi tersebut berubah menjadi sukacita karena Yesus penyelamat dunia datang menghampirinya di tepi pantai. Kedatangan Yesus ke pantai tidak hanya mengajarkan atau mewartakan firman Allah tetapi juga ikut serta menebarkan jala di tengah Danau Genesaret. Setelah Yesus selesai berbicara kepada orang banyak, Yesus berkata kepada Simon āBertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikanā. Jika dipikirkan lebih kritis, bagaimana mungkin seorang anak tukang kayu yang hidupnya jauh dari pantai mengatakan kepada orang yang berprofesi sebagai nelayan,ābertolaklah ke tempat lebih dalam dan tebarkanlah jalamuā ? Pada awalnya Simon merasa ragu akan perkataan Yesus tersebut karena sudah satu malam menjala ikan tetapi tidak mendapatkan apapun. Selain itu, Yesus menyuruh Simon menjala ikan sesudah matahari terbit atau tengah hari. Akan tetapi karena ketaatannya kepada Yesus dan karena Yesus sendiri yang mengatakan, dia bersama teman-temanya berangkat ke tengah danau untuk menjala ikan. Setelah mereka menebarkan jala, mereka menangkap sejumlah ikan besar sehingga jala mereka mulai koyak. Perkataan Yesus tersebut menjadi gambaran bagi kita bahwa untuk memperoleh sesuatu yang berlimpah harus berani bertolak ke tempat yang lebih dalam. Simon yang pada awalnya penjala ikan dipanggil Allah untuk menjadi penjala manusia. Dipanggil untuk mewartakan firman Allah kepada orang-orang yang belum mengenal atau percaya kepada Allah. Tahun ini merupakan Tahun Lembaga Hidup Hakti. Teladan yang diberikan Simon tentang ketaatan atas perintah Yesus dapat menjadi pegangan yang sungguh berarti bagi semua orang yang percaya kepada Yesus. Para religius yang dipanggil Allah dari berbagai tempat dituntut untuk lebih mementingkan perkara-perkara surgawi. Melayani sesama dan mewartakan karya keselamatan ke sudut-sudut dunia merupakan panggilan kita sebagai pengikut Yesus Kristus. Bertolak ke tempat yang lebih membutuhkan pelayanan adalah salah satu tanda bahwa kita taat kepada Allah. Kita yang mengikuti Yesus harus berani menebarkan ā jalaā ke tempat-tempat yang haus akan cinta kasih yang berasal dari Tuhan. Dengan menebarkan jala mewartakan sabda Allah, maka akan banyak orang yang mengenal Allah dan sekaligus percaya bahwa Dialah pemilik segala sesuatu yang baik. Fr. Thomas Lumban Gaol OFM Cap
Minggu, 7 Februari 2016 Minggu Biasa V Yes 6 Mzm 138 1Kor 151-11; Luk 51-11 Yesus berkata kepada Simon, āBertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.ā DALAM bacaan Minggu lalu Lukas 421-30, kita berjumpa dengan Yesus Kristus yang mengajar banyak orang di sinagoga di Nazareth. Hari ini kita membaca bahwa Yesus menghadapi banyak orang di danau dan di sana Ia mengajar mereka. Kita dapat membayangkan bahwa bagi orang-orang ini, danau adalah segalanya air, ikan, makanan, transportasi, obyek keindahan dan kontemplasi. Namun bagi Yesus, danau dapat menyatakan misteri iman dan rencana ilahi. Di danau, Ia hendak membantu kita mengerti begitu banyak hal yang merupakan bagian dari kehidupan dalam perspektif iman. Pertama-tama, Yesus Kristus mengajar kita dengan memasuki perahu Simon dan menyuruhnya untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jalanya. Reaksi Simon mungkin juga menjadi reaksi kita. Tentu Simon lebih tahu dengan baik keadaan danau dibandingkan Yesus. Maka wajar bila SImon berkata kepada-Nya, āGuru, sudah sepanjang malam kami bekerja mencari ikan namun tidak menangkap apa-apa. Namun karena Engkau yang memintanya maka kuterbarkan jala juga. Kita lihat apa yang terjadi.ā Simon gelisah dan lelah sudah sepanjang malam gagal mencari dan mendapatkan ikan, namun Ia tetap percaya kepada perkataan Yesus. āKarena perintah-Mu, maka kami terbarkan jala juga!ā Di sini kita belajar untuk mendengarkan sabda Yesus dan menerima perintah-Nya, bahkan saat kita mengalami kekecewaan dan kegagalan. Yesus meminta kita untuk sesuatu yang membutuhkan iman dan melawan kesukaan kita pribadi. Kedua, Yesus Kristus hendak mengajar kita tentang kerendahan hati dan ketaatan untuk mewartakan sukacita Injil. Ketika Yesus Kristus melakukan sesuatu yang istimewa dalam hidup kita seperti yang dialami Simon, mungkin kita juga berkata, āTuhan pergilah dari pada-Ku, sebab aku ini seorang berdosa!ā Namun Yesus memanggil kita untuk bersaksi tentang sukacita Injil. Ia akan berkata pula kepada kita, āJangan takut, Mulai sekarang Engkau akan menjala manusia!ā Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita menyembah Yesus Krsitus kita belajar bertolak ke tempat yang dalam di kehidupan kita. Di sana kita juga hendak mendengarkan sabda-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Tuhan Yesus Kristus, sejak kami mulai relfeksi ini, kami merasakan Engkau mulai masuk ke dalam kapal kehidupan kami. Kami bertolak ke tempat yang dalam, jauh dari semua keprihatinan harian. Kami bertolak ke tempat yang dalam jauh dari hal-hal harian, untuk mendengarkan Engkau saja. Semoga kami menjadi sungguh-sungguh rendah hati dan penuh syukur sebab Engkau akan menghabiskan waktu-Mu untuk bersama kami secara pribadi dalam Sakramen Mahakudus kini dan selamanya. Amin. Kredit foto Ilustrasi Ist
bertolak ke tempat yang lebih dalam